28 Jan 2011

Multisistem Pengelolaan Hutan (3): Forest for People

Apa yang ada dibenakku dengan adanya motto "Forest for People" adalah rasa egoisme yang tinggi.  Dalam motto itu siapakah sebenarnya pemilik hutan itu? dan siapakah si pemilik yang tidak membutuhkan hutan itu dan kemudian menyerahkannya kepada rakyat. Tentu juga sangat umum difahami, rakyat yang mana?

Sangat sedikit mungkin yang beranggapan bahwa apa yang dibutuhkan dari hutan adalah bukan hanya  kayu, lahan, binatang dan air. Mungkin sangat sedikit pula yang memahami bahwa hutan adalah hasil proses suksesi alam yang mencapai bentuk puncaknya. Lahan tandus berubah menjadi belukar kemudian bervegetasi pohon-pohon fioner dan akhirnya berubah menjadi bentuk yang paling stabilnya yaitu hutan alam. Keseimbangan dalam ekosistem hutan alam itulah yang kemudian memberikan kita kayu, air, oksigen, binatang dan  lahan-lahan subur yang siap untuk dipergunakan. Sedemikian sempurnanya hutan terbentuk dan memberikan manfaat, apakah akan sedemikian disederhanakannya makna hutan sebagai benda yang mudah dipindahtangkan dengan motto "Forest for People"?  Sudah pernahkan manusia berhasil membangun hutan yang sebenarnya selain menganggapnya sebagai pohon uang dan bukan pohon penyelamat?

Memang benar bahwa segala yang ada di bumi ditujukan untuk manusia. Keuntungan ekonomi, sosial dan ekologi semuanya diperuntukan untuk manusia. Manusia yang bijak pantas mendapatkannya. Tapi pernah kah kita sadar bahwa pada dasarnya manusia adalah perusak. Perubahan dan dinamisasi manusia sangat tinggi dan lebih tinggi daripada kemampuan ekosistem alam untuk menyeimbangkan dirinya ketika perubahan dan dinamisasi manusia itu mengganggu bahkan hingga sedemikian merusak.  Apa yang dilakukan manusia ketika hutan rusak selain saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab? Pernah adakah yang yang berani mengatakan: "Saya yang merusak hutan dan sayalah yang bertanggungjawab untuk memulihkannya lagi!"?

Motto boleh saja berdalih atas nama apapun. Namun sudah seyogyanya, bahwa apa yang kita fikirkan juga mempertimbangkan dampak yang akan  terjadi. Tidak perlu kita secara vulgar mengatakan untuk menyerahkan sesuatu kepada target yang diinginkan tanpa ada sedikit sentuhan tanggung jawab dan penghargaan di dalamnya terhadap apa yang kita berikan.

Hutan telah membangun alam yang lebih baik, hutan telah menjadi milik alam yang memberikan beribu bahkan berjuta manfaat untuk manusia. Manusia hendaklah mengambil manfaat itu dengan bijak.  Teori bijak mengatakan: "Apa yang disediakan alam hendaknya diambil dengan memperhatikan regenerasinya agar manfaat yang diambil dapat lestari". Teori ini sangatlah mudah untuk diucapkan dan bisa dijadikan pembenaran apapun yang dilakukan oleh manusia terhadap penguasaannya terhadap alam. Namun, teori hanya tinggal teori ketika pada prakteknya kebutuhan manusialah yang dianggap paling penting dan alam hanya dijadikan sebagai sebuah objek.

"Forest for Nature and Nature for People" itulah slogan yang saya usung sebagai akhir dari tulisan singkat dalam sub tema ini.

(bersambung....)