20 Sep 2010

Memaknai Hutan dengan sebagai ilmu Tuhan

Beragam pengertian hutan dapat kita tentukan tergantung dari sudut pandang kita melihatnya atau para ahli yang merumuskannya.  Namun sesungguhnya hal yang paling sering kita lupakan adalah menganggap bahwa hutan sebagai objek di luar lingkungan manusia itu sendiri.  Hutan adalah bagian hidup kita namun hutan juga perlu hidup dan menentukan hidupnya dengan caranya sendiri seperti juga kita manusia yang dianugrahi akal dan hati untuk itu.  Hutan dapat berfungsi dan memberikan peranan pada peri kehidupan manusia ketika hutan juga dapat bertindak dan berkehendak untuk memberikan sesuatu kepada lingkungan manusia di dalam atau di sekitarnya.

Kita sesungguhnya telah gagal memaknai arti penting hutan.  Mari kita kembali menganggap bahwa hutan adalah suatu subyek yang hidup. Hutan tumbuh dan berkembang dengan cara alami yang paling ideal.  Adalah kemudian kita mengaturnya, menganggapnya benda bodoh yang mati padahal sesungguhnya pengetahuan tentang mereka hanya sebatas dipermukaan dan kemudian kita mempermudah pengetahuan kita dengan membuat penyederhanaan-penyederhanaan terhadap system yang ada dan berlangsung dalam hutan itu sendiri.

Tuhan menciptakan hutan dan sumberdaya alam lainnya untuk kesejahteraan manusia. Di dalam hutan terkandung ilmu Tuhan dan sesungguhnya kita harus mempelajari itu, sebelum terlampau jauh kita merusaknya.  Kehilangan hutan dan keragaman hayatinya akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia sekarang dan di masa yang akan datang.  Namun hal terburuk yang telah kita lakukan adalah kita telah menginjak-injak ilmu Tuhan dan anugrah Tuhan yang justru telah dihadiahkan kepada manusia.

Dan bagaimana kemudian kita mewujudkan pemahaman baru tentang hutan tersebut? Mari kita berkaca pada nenek moyang kita yang sekarang kita sering menyebutnya suku terasing atau terbelakang.  Adalah suatu kearifan ketika mereka memulai membuka hutan dengan mengadakan penyembahan dengan semua kebesaran untuk menghormati alam dan hutan.  Tapi mari kita melihat bagaimana kemudian kita memulai membuka hutan sekarang? Yang kita bawa adalah catatan untung rugi pengusahaannya dan strategi-strategi jitu untuk mempertahankan keuntungan.  Apakah ada dari strategi itu untuk membangun hutan yang sebenarnya?  Dengan sangat menyesal saya katakan tidak ada! Apa yang ada dalam dokumen itu yang seolah-olah diperuntukan untuk membangun atau menyelamatkan hutan adalah sesungguhnya hanya coretan-coretan peringatan pemerintah agar mereka tidak rakus!

        Mari memaknai hutan dengan hati dan membuka pemikiran untuk dapat memahami hutan sebelum kita menganggapnya sebagai objek yang harus tunduk pada manusia.  Manusia diberikan hati dan akal, tapi sesungguhnya manusia sesuai kodratnya punya keterbatasan apalagi terhadap sebagian kecil ilmu Tuhan yang terdapat di dalam hutan.  Kehati-hatian, generalisasi pemikiran dan mengembangkan kebijakan hati dalam mengelola hutan itu sangat penting.  Karena pada dasarnya kebaikan manusia terhadap hutan akan kembali menjadi kebaikan kepada manusia itu sendiri.  Ayo membangun hutan dan bertanya pada hutan bagaimana cara membangunnya…

Tidak ada komentar: